Selasa, 18 November 2008

Promosi Kesehatan pada Remaja

PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK DAN REMAJA PEREMPUAN

Pengertian

Promosi kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan: lingkungan yang mendukung,
perubahan perilaku, peningkatan kesadaran dan pencegahan penyakit.
Promosi kesehatan (pender, 1996) adalah pemberian motivasi untuk mencegah timbulnya penyakit, deteksi dini, menjaga keseimbangan fungsi tubuh dengan membatasi adanya penyakit.
Selama 20 tahun terakhir, ada beberapa perbedaan pendapat tentang cara yang terbaik untuk promosi kesehatan. Promosi kesehatan tradisional, dibuat untuk merubah perilaku individu kearah gaya hidup yang lebih sehat dengan cara individu merasa nyaman dengan lingkungannya (Gillies, 1998)
Promosi kesehatan menggunakan pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian pelayanan dan membantu mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies,
Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies,
Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok, merubah kebiasaan makan dan olahraga
Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang dimiliki. Contohnya anak yang menderita asma, epilepsi, bronchitis kronik dan kanker.



Pertumbuhan dan perkembangan anak perempuan dan remaja perempuan

Anak perempuan

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan usia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU No 20 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998, memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak dan karakteristik perkembangannya. Pada masa ini edukasi dan penekanan tentang seksualitas bisa datang dari orang tua atau gurunya disekolah, tapi yang paling signifikan berasal dari teman sebayanya. Anak juga akan terus mengajukan pertanyaan tentang seks dan menunjukan kemandirian mereka dengan menguji perilaku yang sesuai, misalnya menggunakan kata-kata kotor atau menceritakan guyonan yang berkonotasi seksual sambil mengamati reaksi orang dewasa . Anak-anak mulai mempunyai keinginan dan kebutuhan privasi.
Pada usia 10 tahun, banyak anak gadis dan sebagian sudah mulai mengalami perubahan pubertas, terjadi perubahan pada tubuh mereka. Dengan demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat dari rumah maupun sekolah mengenai perubahan tubuh yang dialami. Karena jika tidak mungkin anak akan ketakutan dengan menstruasi yang dianggapnya sebagai suau penyakit yang menakutkan (Perry & Potter, 2005).
Remaja perempuan
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan remaja lagi. Sebaliknya, jika usia sudah bukan remaja lagi tetapi masih bergantung pada orangtua (belum mandiri) maka dimasukkan dalam kelompok remaja.
Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a. Perubahan fisik
· Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8 tahun sampai akhir usia 10 tahun.
· Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar; vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan.
· Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan avulasi mungkin tidak terjadi saat menstruasi pertama.
b. Perubahan psikologis/emosi
· Periode ini ditandai oleh mulainya tanggungjawab dan asimilasi pengharapan masyarakat
· Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.
· Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak diintegrasikan dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau penyakit kelamin maupun kehmilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung melakukan aktivitas seks tanpa kehati-hatian.
· Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak dari mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja mungkin takut jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat setelah pengalaman demikian.
· Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas akan merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber (Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional kesehatan mental).
c. Perkembangan Psikologi dan Kognitif Selama Remaja
Pertama-tama piaget menggambarkan transisi dari konkrit ke pemikiran oparasional formal sebagai peristiwa pada tahun awal dan pertengahan remaja. Walaupun ada variasi besar,sebagian perkembangan bakat anak muda untuk berfikir abstrak antara usia 12 – 16 tahun. Sebelum bakat ini tumbuh ,anak muda mempunyai kesulitan untuk mengaplikasikan prinsip umum untuk membedakan situasi dan menilai kenyataan dan rencana untuk masa depan. Ini kontras,pemikiran operasional formal termasuk kapasitas untuk berfikir abstrak,misalnya ide dan pemikiran. Tugas perkembangan ini adalah masa transisi dari pemikiran yang konkrit. Akhirnya ,tugas-tugas psikososial remaja menjadi harus betul-betul dipertimbangkan.
C. Masalah Kesehatan pada anak dan remaja perempuan
Masalah kesehatan pada anak perempuan
Masalah kesehatan pada remaja perempuan:
Masalah jerawat 85% dialami remaja dan diketahui merupakan masalah kesehatan yang serius yang menyertai remaja.
Rokok
Penggunaan obat dan kekerasan (penggunaan obat-obat medis, perangsang, obat tidur, dan penenang)
Penggunaan psikotropika
Nutrisi (kekurangan nutrisi atau kegemukan)
Gangguan makan (anoreksia nervosa,bulimia nervosa,fitnes dan latihan fisik)
Stress (gejala fisik yang dapat mempengaruhi pada keadaan kronik atau stress yang extrem. Gejala psikologik misalnya cemas,sedih,gangguan makan,depresi,insomnia,)
Pelaksanaan aktivitas seksual
Remaja melaporkan beberapa alasan untuk melakukan aktivitas seksual yang mana berasal dari dorongan kelompoknya,untuk mencintai dan dicintai,coba-coba serta bersenang-senang (Murray & Zentner,1997). Bagaimanapun juga beberapa remaja tidak dapat mengambil keputusan atau nilai ,keahlian yang dibutuhkan untuk mengklarifikasi untuk sesuatu hal yang penting di usia muda dan juga menambah pengetahuan dasar tentang kontrasepsi dan PMS.
Sebagai perempuan yang berkembang sesuai usia perkembangan,dan tahapan. Dia menyerupai dengan kondisinya yang berhubungan dengan kondisinya. Semua remaja tertahan percepatan perkembangan karakteristik seksualnya dan juga tidak tercapai tugas perkembangannya,misalnya menunjukkan identitasnya,perkembangan seksual yang lebih disukai,emansipasi dari keluarga dan menunjukkan tujuan pengasuh.

D. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas untuk praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Survey terbaru department kesehatan dan pelayanan social menemukan penurunan aktivitas seksual pada remaja usia 15-19 di USA. Anak lebih banyak melakukan aktivitas seksual dini meliputi anak dengan masalah belajar atau rendah secara akademik, anak dengan soaisl lainnya, masalah perilaku atau emosional (mencakup kelainan mental dan kekerasan substance) biasanya ini berasal dari keluarga golongan ekonomi lemah.
Sumber, isi dan efektifitas program pendidikan seksual
Kelas pendidikan seksual telah menjadi kurikulum rutinitas pada sekolah menengah pertama dan atas di beberapa negara bagian. Pendidikan kesehatan juga sebagai komponen komunitas – target program dasar pencegahan pada ibu hamil,pencegahan kekerasan,penurunan kekerasan,perkembangan anak muda.atau pelayanan kesehatan reproduksi. Perawat juga bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksual pada anak dan remaja sebagai bagian dari pencegahan penyakit. Tidak semua sekolah memiliki instruksi dasar dan peraturan tentang kelas pendidikan seksual.
Strategi untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan :
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2. Menganjurkan untuk menawarkan pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang berhubungan issue saat ini
3. Menyediakan pendidikan seksualitas dengan mempercayai dan mengakui pasien sebagai individu dan isu serta nilai dalam keluarga.
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
5. Menyediakan konseling yang tepat atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja dengan isu khusus dan jadi perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang menjalani seksual aktif.
7. Menjadikan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi keagamaan,dan komunitas lainnya.
8. Bekerja sama dengan perencana masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang menyeluruh untuk menurunkan kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang merugikan.

c. Perilaku Kesehatan Yang Beresiko Dan Tindakan Pencegahan Pada Remaja Perempuan
1. Beberapa remaja menggunakan perilaku yang beresiko agar dapat menampakkan kesehatan mereka. Kasus kematian terbanyak pada remaja adalah kecelakaan yang tidak disengaja. Sekitar 80% semua kecelakaan motor,yang kedua bunuh diri, ketiga kematian karena neoplasma,cardiovaskuler dan penyakit kongenital. Dari beberapa ada satu dari empat remaja juga beresiko tinggi terhadap tindakan kekerasan, PSM, kehamilan tidak disengaja, kekerasan antar sesama dan tekanan disekolah.
2. Pada 1992,An American Medical Association interdisciplinary expert panel developed the Guidelenes for adolescent preventive services. Termasuk sebuah tambahan dari bagian ini. Petunjuk GAPS merupakan sebuah rekomendasi untuk membantu perawatan pertama organisasi penyedia dan pengirim pelayanan pencegahan komprehensif pada remaja.. rekomendasi GAPS ditujukan pada organisasi pelayanan,peningkatan gaya hidup yang sehat,skrining fisik,emosi dan masalah tingkah laku dan imunisasi.. tujuan GAPS adalah untuk membuat semua kunjungan klinik bagian pengalaman peningkatan kesehatan.
d. Kondisi Kesehatan Yang Ditampilkan Remaja

Remaja putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan skrining (pap smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan aktivitas seksual). Masalah ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan yang tidak teratur atau dimenore),vaginitis atau leukorea,PMS,kontrasepsi dan kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress.


e. Petunjuk Antisipasi Untuk Promosi kesehatan & Pencegahan Penyakit
Pender (1996) menggambarkan peningkatan kesehatan sebagai motivasi untuk menjadi keadaan sejahtera dan potensial kesehatan aktual. Pencegahan adalah menghindari kesakitan,mendeteksi dini,pemeliharaan fungsi yang optimal ketika datang keadaan sakit.
Perawat mempunyai kesempatan dan tanggung jawab besar untuk membantu ketidakmengertian wanita terhadap faktor resiko dan untuk memotivasi mereka untuk menerima gaya hidup yang sehat dalam mencegah penyakit.
Nutrisi, latihan,managemen stress,berhenti merokok,pembatasan konsumsi alkohol,masa skrining sendiri,pelaksanaan,terapi hormone tambahan,issue seksual.
Level pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:
Primary prevention: immunisasi lanjutan (Vaksin HPV) atau pendidikan kesehatan/konseling tentang nutrisi, rokok, sexual education, alcohol, managemen stress.
Secondary prevention: Screening test ; pemeriksaan payudara sendiri sejak anak mulai mendapatkan mestruasi, pap smear bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual aktif, tes kolesterol, pemeriksaan Hb
Tertiary prevention: pendidikan pada pasien untuk menurunkan kondisi sakit dan megoptimalkan kemampuan yang dimiliki, misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang menderita kanker.
Pendidikan kesehatan bagi anak dan remaja perempuan
Pada usia sekolah dini, anak harus diberikan informasi untuk berhati-hati terhadap potensi adanya penganiayaan seksual. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual terhadap anak antara lain:
· Ajarkan kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan
yang buruk dari orang dewasa.
· Beritahu anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
· Ajarkan kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa yang meraka percaya.
· Ajarkan bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau tidak boleh untuk memeluknya.
· Jika terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
§ Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat.
§ Yakinkan anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya sendiri adalah benar.
§ Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak (Perry & potter, 2005)
Pada usia remaja, informasi faktual tentang seksual dan aktivitas seksual sangat penting tetapi lebih penting dengan bimbingan tentang penilaian diri atau sistem kepercayaan untuk digunakan sebagai kerangka kerja untuk mengambil keputusan. Lingkup kesehatan keluarga merupakan bagian yang paling baik untuk memberikan pendidikan kepada anak dan remaja. Orangtua perlu memahami pentingnya pemebrian informasi, berbagai nilai yang dianut dalam keluarga, dan meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan. Remaja akan membuat keputusan utnuk dirinya sendiri dan harus bertanggung jawab terhadap keputusannya (Gilles, 1998)
Pada masa ini remaja mungkin pertama kali mencari perawatan kesehatan tanpa didampingi orangtua. Agar intervensi pada kelompok usia ini bisa efektif harus diperhatikan beberapa hal antara lain:
- Ciptakan lingkungan yang menunjukan kasih sayang, saling percaya, serta kesediaan untuk mendengar
- Klarifikasi dan hormati masalah yang bersifat rahasia
- Perawat kesehatan reproduktif hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai perkembangan remaja.

Jakarta, 18 November 2008

Ummu Aulya